Blog buat belajar

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 14 September 2018

Cara Mengatasi Status AKTIF Mahasiswa di Forlap Dikti

Apakah Anda mahasiswa aktif atau Alumni?

Ingin mengetahui bagaimana data anda terdaftar pada DIKTI?

Cara ini adalah cara untuk mengecek apakah kita kuliah setiap hari dengan susah payah,letih dan lesu itu benar-benar di akui dan data kita tercatat pada Direktorat Pendidikan Tinggi atau yang lebih akrab di sebut DIKTI.

Data mahasiswa diinput pada program yang namanya PD DIKTI atau yang sekarang lebih dikenal FORLAP program ini merekam data-data yang ada pada Perguruan Tinggi (PT). Salah satu syarat untuk mengurus beasiswa DIKTI yaitu dengan terdaftarnya PT pada aplikasi PD DIKTI. Kedepannya bila mahasiswa tersebut lulus dan mendapat gelar maka lembaga/institusi/perusahaan tempat kerja kita tersebut ingin mengecek bisa dicek diaplikasi FORLAP atau PD DIKTI

Namun bila data mahasiswa tersebut tidak ada di forlap, maka status mahasiswa tidak diakui di Kementerian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) dan yang pasti Ijazah Anda tidak di akui.

Langkah-langkah pengecekannya yaitu:
Cara cek status Mahasiswa
1. Akses web https://forlap.ristekdikti.go.id/mahasiswa
2. Isikan nama Perguruan Tinggi pada Form (Misal: Pendidikan Kimia S1 Universitas Lampung)
3. Pilih Program Studi / Fakultas
4. Kata Kunci Isi Nama lengkap anda atau NIM anda (Misal: BT1201050)
5. Kemudian masukan Pengaman di kolom gambar captcha
6. Setelah itu tekan cari mahasiswa

Selanjutnya akan muncul Data Mahasiswa klik pada nama mahasiswa untuk informasi lebih detil
Untuk melihat lebih detail tentang Biodata dan riwayat kuliah bisa diklik "Nama Mahasiswa".

Jika masih AKTIF silahkan hubungi Universitas tempat anda menempuh sarjana, Jika sudah dinyatakan LULUS silahkan dicek apakah data dan nomor ijazah sudah sesuai dengan yang anda miliki.

Untuk memastikan keabsahan ijazah anda, pastikan nomor ijazah anda dapat diverifikasi melalui SIVIL.
Pastikan anda mengisi Perguruan Tinggi, Nomor Ijazah dan Angka pengaman dengan benar.
Apabila nomor ijazah anda tidak terdaftar, silakan hubungi Perguruan Tinggi yang menerbitkan ijazah untuk memastikan data anda telah dilaporkan melalui PD-DIKTI.
Cara cek keabsahan ijazah
1. kunjungi https://ijazah.ristekdikti.go.id/
2. masukkan nama perguruan tinggi anda
3. masukkan nomor ijazah
4. isi angka pengaman
5. klik verifikasi

Khusus untuk FKIP Unila bisa melalui form ini agar dibantu pengusulan perubahan status AKTIF menjadi LULUS
1. kunjungi https://docs.google.com/forms/d/178Na5TYEbkWVQg0JU_Bw9sMKa2Mk_FX-v5r2Jq7mQ1o/edit
2. isi semua data yang ada dalam form tersebut

Jika status LULUS namun masih ada data yang belum sesuai atau salah
1. https://docs.google.com/forms/d/1gtYxIg1VshBvMRoEIIRRKvfwJfnrj1kjANN1H_ndXMc/edit
2. Isi semua data yang ada dalam form tersebut
Share:

Kamis, 06 September 2018

CONTOH TINJAUAN PUSTAKA LKS

Menurut Sriyono (1992), Lembar Kerja Siswa adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Penggunaan media LKS ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2005) antara lain yaitu :
1. memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan dapat meningkatkan hasil belajar.

2. meningkatkan motivasi siswa dengan mengarahkan perhatian siswa, sehingga memungkinkan siswa belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. siswa akan mendapatkan pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.


Menurut Sriyono (1992) LKS dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu :

1. LKS fakta adalah LKS yang sifatnya hanya mengarahkan siswa untuk mencari fakta atau hal-hal yang berhubungan dengan bahan yang akan diajarkan (fakta atau informasi).
2. LKS pengkajian adalah LKS yang berisi penggalian pengertian tentang bahan kearah pemahaman, dapat berupa tugas, baik untuk bereksperimen maupun untuk mengamati.
3. LKS pemantapan/kesimpulan adalah LKS yang sifatnya untuk memantapkan materi pelajaran yang telah dikaji dalam diskusi kelas dimana kebenaran atau kesimpulannya telah ditemukan dan diterima oleh semua peserta diskusi, dapat berupa tugas untuk mengarang, merangkum, membuat paper menyusun bagan yang dikerjakan secara individual.

Menurut Suyanto, Paidi, & Wilujeng(2011) fungsi LKS yaitu sebagai berikut:

1. sebagai panduan siswa di dalam melakukan kegiatan belajar.
2. sebagai lembar pengamatan, di mana LKS menyediakan dan memandu siswa menuliskan data hasil pengamatan.
3. sebagai lembar diskusi, di mana LKS berisi sejumlah pertanyaan yang menuntun siswa melakukan diskusi dalam rangka konseptualisasi.
4. sebagai lembar penemuan (discovery), di mana siswa mengekspresikan temuannya berupa hal-hal baru yang belum pernah ia kenal sebelumnya.
5. sebagai wahana untuk melatih siswa berfikir lebih kritis dalam kegiatan belajar mengajar.
6. meningkatkan minat siswa untuk belajar jika kegiatan belajar yang dipandu melalui LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar serta menarik perhatian siswa.



Dalam mengembangkan suatu LKS, terdapat beberapa komponen yang harus di- perhatikan dan dilengkapi agar LKS yang dihasilkan bisa menjadi media belajar yang dapat membantu siswa memahami materi. Suyanto, Paidi, & Wilujeng(2011) mengungkapkan bahwa ada beberapa komponen yang wajib dipenuhi pada pengembangan LKS, antara lain:
1. nomor LKS, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal dan menggunakannya. Misalnya untuk kelas VIII, KD, 1 dan kegiatan 1, nomor LKSnya adalah LKS VIII.1.1. Dengan nomor tersebut guru langsung tahu kelas, KD, dan kegiatannya.
2. judul kegiatan, berisi topik kegiatan sesuai dengan KD, seperti Partikel Materi.
3. tujuan, adalah tujuan belajar sesuai dengan KD.
4. alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka ditulis- kan alat dan bahan yang diperlukan.
5. prosedur kerja, berisi petunjuk kerja untuk siswa yang berfungsi mempermu- dah siswa melakukan kegiatan belajar.
6. tabel data, berisi tabel di mana siswa dapat mencatat hasil pengamatan atau pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data, maka bisa diganti dengan kotak kosong di mana siswa dapat menulis, menggambar, atau berhitung.
7. bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi.
Share:

Contoh Tinjauan Pustaka Media Pembelajaran

Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Kata “media” berasal dari
bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” (Sadiman dkk.,2011). Gagne memberikan pernyataan bahwa media adalah berbagai jenis komponen yang dapat merangsang siswa untuk belajar.Pernyataan tersebut juga di- dukung oleh pendapat Briggs(Sadiman dkk., 2011) yang menyatakan bahwa media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Adapun contoh-contoh media antara lain buku, film, kaset, film bingkai, dan lain-lain.


Adapun kegunaan media dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

1. penyajian pesan harus diperjelas agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: (a) objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model; (b) objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film, atau gambar; (c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high- speed photoghraphy; (d) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; (e) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disaji- kan dengan model, diagram, dan lain-lain; serta (f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3. penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media berguna untuk: (a) menimbulkan gairah belajar; (b) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan; c. memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4. dengan sifat yang unik pada tiap siswa, ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan di- tentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat di- atasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:a. mem- berikan perangsang yang sama; b. mempersamakan pengalaman; c.me- nimbulkan persepsi yang sama (Sadiman dkk., 2011).

Arsyad (2011) mengatakan bahwa fungsi dari media pembelajaran itu sendiri adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Gerlach & Ely (Arsyad,
2011) mengungkapkan ciri media yang baik digunakan dan apa-apa saja yang memungkinkan dilakukan oleh media yang tidak mampu guru lakukan
1. ciri fiksatif (fixative property)
2. ciri manipulatif (manipulative property)
3. ciri distributif (distributive property)

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi ter- gantung dari sudut mana melihatnya. Berikut ini Sanjaya (2008) meng- klasifikasikan media dari beberapa sudut pandang:
1. dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:
a. media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau hanya me- miliki unsur suara, seperti radio dan rekaman
suara.
b. media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
Yang termasuk kedalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafik.
c. media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,
seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggab lebih baik dan
lebih menarik, sebabmengandung unsur dua jenis media pertama dan media yang kedua.
2. dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi kedalam :
a. media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
b. media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3. dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi kedalam: media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya.

Ada prinsip-prinsip dalam pemilihan media agar sesuai dengan kebutuhan. Menurut Sudirman (2009) beberapa prinsip pemilihan media pengajaran dibagi kedalam tiga kategori sebagai berikut:
1. tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksut dan tujuan pe- milihan yang jelas, apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2. karakteristik media pengajaran
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilih- an media pengajaran. Apabila kurang memahami karakteristik berbagai media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan kecenderung bersikap spekulatif.
3. alternatif pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan di- gunakan apabila terdapat beberapa media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Share:

Definition List

Unordered List

Support