Blog buat belajar

Selasa, 14 April 2015

Biota pada Zona Intertidal dan Pola Adaptasinya

Biota pada Zona Intertidal dan Pola Adaptasinya| Biota pada ekosistem pantai berbatu adalah salah satu daerah ekologi yang paling familiar, habitat dan interaksinya sudah diketahui oleh ilmuan, penelitian diadakan di pulau cruger yang pantai utaranya merupakan (freshwater) air tawar dan berbatu. Fauna pada pantai berbatu pulau cruger berkarakteristik dominan pada binatang air tawar. Sebagian besar berupa Dipterans, Nematodes, Microannelida, Gastropoda, Bivalves dan Flatworms secara keseluruhan, macroinvertebrate yang ada di pantai ini berasal dari golongan Tubellaria, Nematoda, Oligochaeta, Gastropoda, Dreissna, Acari, Amphipoda, Ephemeroptera, Trichoptera, coteoptera, Ceratopogonidae, Chironomidae. Sama seperti lingkungan air tawar, serangga menjadi hal umum dicruger Island. Serangga yang terdapat adalah Epheraroptera, Trichoptera, coleoptera dan diptera.
Menurut Nybakken, (1988). Dilingkungan laut khususnya di intertidal. Spesies yang berumur panjang cenderung terdiri dari berbagai hewan inverbrata.hewan-hewan intertidal dominan yang menguasai ruang selain Mytilus californianus yang terdapat dalam jumlah banyak di pesisir pasifik adalah teritip Balanus cariogus dan Balanus glandula. Dua spesies tersebut terdapat melimpah di wilayah intertidal walaupun kenyataannya mereka bersaing dengan M. californianus hal ini menyebabkan pertumbuhan teritip dapat berlangsung dengan baik. Pisaster ochraceus merupakan predator kerang yang rakus sehingga secara efektif mencegah kerang menempati seluruh ruang.

Pantai yang terdiri dari batu-batuan (rocky shore) merupakan tempat yang sangat baik nagi hewan-hewan atau tumbuhan-tumbuhan yang dapat menempelkan diri pada lapisan ini. Golongan ini termasuk banyak jenis gastropoda, moluska dan tumbuh-tumbuhan yang berukuran besar. Dua spesies Uttorina undulata dan tectarius malaccensis, tinggal dan hidup di bagian batas atas dari pantai di bawahnya berturut-turut ditempati oleh jenis spesies lain Monodonta labio dan Nerita undata. Kemudian oleh Cerithium morus dan Turbo intercostalis. Akhirnya pada batas yang paling bawah terdapat lambis-lambis dan Trochus gibberula (Hutabarat, 2008).

Pola Adaptasi Biota Zona Intertidal

Bentuk adaptasi adalah mencakup adaptasi structural, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi structural merupakan cara hdup untuk menyesuaikan dirinya dengan mengembangkan struktur tubuh atau alat-alat tubuh kearah yang lebh sesuai dengan keadaan lingkungan dan keperluan hidup.

Adaptasi fisiologi adalah cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara penyesaian proses-proses fisiologis dalam tubuhnya. Adaptasi tingkah laku adalah respon-respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam bentuk perubahan tingkah laku. 

Organisme intertidal memilki kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang dapat berubah secara signifikan, pola tersebut meliputi:
  • Daya Tahan terhadap Kehilangan air.
  • Organisme laut berpindah dari air ke udara terbuka, mereka mulai kehilangan air.Mekanisme yang sederhana untuk menghindari kehilangan air terlihat pada hewan-hewan yang bergerak seperti kepiting dan anemon.
  • Pemeliharaan Keseimbangan Panas
  • Organisme intertidal juga mengalami keterbukaan terhadap suhu panas dan dingin yang ekstrim dan memperlihatkan adaptasi tingkah laku dan struktur tubuh untuk menjaga keseimbangan panas internal.
  • Tekanan mekanik
  • Gerakan ombak mempunyai pengaruh yang berbeda, pada pantai berbatu dan pada pantai berpasir. Untuk mempertahankan posisi menghadapi gerakan ombak, organisme intertidal telah membentuk beberapa adaptasi.
  • Pernapasan
  • Diantara hewan intertidal terdapat kecenderungan organ pernapasan yang mempunyai tonjolan kedalam rongga perlindungan untuk mencegah kekeringan. Hal ini dapat terlihat jelas pada berbagai moluska dimana insang terdapat pada rongga mantel yang dilindungi cangkang.
  • Cara Makan
  • Pada waktu makan, seluruh hewan intertidal harus mengeluarkan bagian-bagian berdaging dari tubuhnya. Karena ituseluruh hewan intertidal hanya aktif jika pasang naik dan tubuhnyaterendam air. Hal ini berlaku bagi seluruh hewan baik pemakan tumbuhan, pemakan bahan-bahan tersaring, pemakan detritus maupun predator.
  • Tekanan Salinitas
  • Zona intertidal juga mendapat limpahan air tawar yang dapat menimbulkan masalah tekanan osmotik bagi organisme intertidal yang hanya dapat menyesuaikan diri denagn air laut. Kebanyakan tidak mempunyai mekanisme untuk mengontrol kadar garam cairantubuhnya dan disebutosmokonformer. Adaptasi satu-satunya samadengan adaptasi untuk melindungi dari kekeringan
  • Reproduksi
  • Kebanyakan organisme intertidal hidup menetap atau bahkan melekat, sehingga dalam penyebarannya mereka mmenghasilkan telur atau larva yang terapung bebas sebagai plankton. Hampir semua organisme mempunyai daur perkembangbiakan yang seirama dengan munculnya arus pasang surut tertentu, seperti misalnya pada waktu pasang purnama.

Ancaman terbesar dari kerusakan daerah intertidal adalah aktivitas manusia, dimana banyak dari aktivitas manusia yang dapat merusak ekosistem intertidal misalnya membuang sampah di pantai serta mengambil hewan-hewan yang hidup di daerah intertidal tersebut. Hal ini dapat merusak kesimbangan ekosistem pada zona intertidal.

Demikian artikel mengenai Biota pada Zona Intertidal dan Pola Adaptasinya, baca juga artikel zona intertidal lainnya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support