Zona intertidal adalah zona littoral yang secara reguler terkena pasang surut air laut, tingginya adalah dari pasang tertinggi hingga pasang terendah. Didalam wilayah intertidal terbentuk banyak tebing-tebing, cerukan, dan gua, yang merupakan habitat yang sangat mengakomodasi organisme sedimenter. Morfologi di zona intertidal ini mencakup tebing berbatu, pantai pasir, dan tanah basah / wetlands.
Zona intertidal memiliki kekayaan nutrien yang tinggi dari laut yang dibawa oleh ombak. Zona ini merupakan bagian laut yang paling dikenal dan paling dekat dengan kegiatan manusia apalagi dalam melakukan berbagai macam aktivitas, hanya di daerah inilah penelitian dapat langsung kita laksanakan secara langsung selama perioda air surut, tanpa memerlukan peralatan khusus. Letak zona intertidal yang dekat dengan berbagai macam aktifitas manusia, dan mmeiliki lingkungan dengan dinamika yang tinggi menjadikan kawasan ini sangat rentan terhadap gangguan. Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap segenap kehidupan di dalamnya. Pengaruh tersebut salah satunya dapat berupa cara beradaptasi. Adaptasi ini diperlukan untuk mempertahankan hidup pada lingkungan di zona intertidal. Keberhasilan beradaptasi akan menentukan keberlangsungan organisme di zona intertidal.
Zona intertidal merupakan daerah laut yang dipengaruhi oleh daratan. Zona ini memiliki faktor fisik maupun faktor kimia yang mendukung semua organisme di dalarnnya untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Nyabakken (1988:35) dalam Katili (2011 : 52) mengemukakan bahwa "Zona intertidal adalah daerah pantai yang terletak antara pasang tinggi dan surut terendah, daerah ini mewakili peralihan dari kondisi lautan ke kondisi daratan". Zona ini luasnya sangat terbatas, tetapi banyak terdapat variasi faktor lingkungan yang terbesar dibandingkan dengan daerah lautan lainnya. karena itu keragaman organismenya sangat besar.
Menurut Nybakken (1988 : 35) menyatakan bahwa zona intertidal (pasang-surut) merupakan daerah terkecil dari semua daerah yang terdapat di samudera dunia. Merupakan pinggiran yang sempit sekali hanya beberapa meter luasnya. Terletak di antara air tinggi dan air rendah. Zona ini merupakan bagian laut yang mungkin paling banyak dikenal dan dipelajari karena sangat mudah dicapai manusia. Hanya di daerah inilah penelitian terhadap organisme perairan dapat dilaksanakan secara langsung selama periode air surut, tanpa memerlukan peralatan khusus. Zona intertidal telah diamati dan dimanfaatkan oleh manusia sejak prasejarah.
Susunan faktor-faktor lingkungan dan kisaran yang dijumpai dizona intertidal sebagian disebabkan zona ini berada diudara terbuka selama waktu tertentu dalam setahun, dan kebanyakan faktor fisiknya menunjukkan kisaran yang lebih besar di udara daripada di air. Menurut Prajitno, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan zona intertidal diantaranya adalah :
- Pasang-surut, yaitu naik turunnya permukaan air laut secara periodik selam interval waktu tertentu. Pasang-surut merupakan faktor lingkungan paling penting yang mempengaruhi kehidupan di zona intertidal. Tanpa adanya pasang-surut secara periodik zona ini tidak berarti dan faktor lain akan kehilangan pengaruhnya. Penyebab terjadinya pasang surut dan kisaran berbeda sangat kompleks dan berhubungan degan interaksi tenaga penggerak pasang surut, matahari, bulan, rotasi bumi dan geomorfologi samudra.
- Suhu, mempengaruhi zona intertidal selama harian/ musiman. Kisaran ini dapat melebihi batas toleransi.
- Perubahan salinitas, dapat mempengaruhi organisme terjadi di zona intertidal melalui dua cara. Pertama, karena zona intertidal terbuka pada saat pasang urun kemudian digenangi air atau aliran air akibat ujan lebat, salinitas yang turun. Kedua, ada hubungannya dengan genangan pasang surut, yaitu daerah yang menampung air laut ketika pasang turun.
- Gelombang, merupakan parameter utama dalam proses erosi atau sedimentasi besarnya erosi tergantung pada besarnya energi dihempaskan oleh gelombang. Gelombang/ ombak dibagi 2 macam yaitu ombak terjun dan ombak landa.
- Ombak terjun, biasanya terlihat dipantai yang lautnya terjal. Ombak ini mengulung tinggi. Kemudian jatuh dengan bunyi yang keras dan bergemuruh.
- Ombak landai, terbentuk di pantai yang dasar lautnya di landai. Sehingga bergulung ke pantai agak jauh sebelum pecah.
Demikian artikel mengenai zona intertidal, baca juga artikel mengenai karakteristik zona intertidal.
0 komentar:
Posting Komentar