Blog buat belajar

Minggu, 12 April 2015

Bentuk Terumbu Karang

Bentuk Terumbu Karang dan Faktor yang Memengaruhinya| Setelah sebelumnya membahas mengenai Ekosistem Terumbu Karang dan Formasi Terumbu Karang, pada artikel ini kita akan membahas mengenai bentuk terumbu karang dan faktor yang memengaruhi pertumbuhan tersebut.
Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, hydrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan makanan, sedimen, subareal exposure dan faktor genetik. Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora (English et.al., 1994). Perbedaan Acropora dengan non-Acropora terletak pada struktur skeletonnya. Acropora memiliki bagian yang disebut axial koralit dan radial koralit, sedangkan non-Acropora hanya memiliki radial koralit.

 

Bentuk Pertumbuhan Karang non-Acropora terdiri atas:  
  • Bentuk Bercabang (branching), memiliki cabang lebih panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang terlindungi atau setengah terbuka. Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.

Coral Branching
  • Bentuk Padat (massive), dengan ukuran bervariasi serta beberapa bentuk seperti bongkahan batu. Permukaan karang ini halus dan padat, biasanya ditemukan di sepanjang tepi terumbu karang dan bagian atas lereng terumbu.
Coral Massive
  • Bentuk Kerak (encrusting), tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan permukaan yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil, banyak terdapat pada lokasi yang terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang tepi lereng terumbu. Bersifat memberikan tempat berlindung untuk hewan-hewan kecil yang sebagian tubuhnya tertutup cangkang.
Coral Encrusting
  • Bentuk lembaran (foliose), merupakan lembaran-lembaran yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau melingkar, terutama pada lereng terumbu dan daerah-daerah yang terlindung. Bersifat memberikan perlindungan bagi ikan dan hewan lain.
Coral Foliose
  • Bentuk Jamur (mushroom), berbentuk oval dan tampak seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.
Coral Mushroom
    • Bentuk submasif (submassive), bentuk kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau kolom-kolom kecil.
    Coral Submassive
    • Karang biru (Heliopora), dapat dikenali dengan adanya warna biru pada rangkanya.
    Coral Heliopora
    • Karang api (Millepora), semua jenis karang api yang dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung koloni dan rasa panas seperti terbakar bila disentuh.
    Coral Milleopora

    Bentuk Pertumbuhan Karang Acropora terdiri atas:

      • Acropora bentuk cabang (Branching Acropora), bentuk bercabang seperti ranting pohon.
      Branching Acropora
      • Acropora meja (Tabulate Acropora), bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja. Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu pada satu sisi membentuk sudut atau datar.
      Tabulate Acropora
      • Acropora merayap (Encursting Acropora), bentuk merayap, biasanya terjadi pada Acropora yang belum sempurna.
      Encrusting Acropora
      • Acropora Submasif (Submassive Acropora), percabangan bentuk gada/lempeng dan kokoh.

      Submassive Acropora
      • Acropora berjari (Digitate Acropora), bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari tangan
      Digitate Acropora

      Faktor yang Memengaruhi Bentuk Pertumbuhan
       
      Jenis karang yang dominan di suatu habitat tergantung pada kondisi lingkungan atau habitat tempat karang itu hidup. Pada suatu habitat, jenis karang yang hidup dapat didominasi oleh suatu jenis karang tertentu. Pada daerah rataan terumbu biasanya didominasi karang-karang kecil yang umumnya berbentuk masif dan submasif. Lereng terumbu biasanya ditumbuhi oleh karang-karang bercabang. Karang masif lebih banyak tumbuh di terumbu terluar dengan perairan berarus.


      Gelombang berpengaruh terhadap perubahan bentuk koloni terumbu. Karang yang hidup di daerah terlindung dari gelombang (leeward zones) memiliki bentuk percabangan ramping dan memanjang, berbeda pada gelombang yang kuat (windward zones) kecenderungan pertumbuhan berbentuk percabangan pendek, kuat, merayap atau submasif. Secara umum ada empat faktor dominan yang mempengaruhi bentuk pertumbuhan, yaitu cahaya, tekanan hidrodinamis (gelombang dan arus), sedimen dan subareal exposure.

      Perbedaan bentuk pertumbuhan karang tersebut pada akhirnya dijadikan su atu acuan untuk melihat penutupan karang di satu wilayah. Telah dikembangkan beberapa metode pengamatan terumbu karang yang didasarkan pada bentuk pertumbuhan seperti transek menyinggung (Line Intercept Transect), Point Transect dan lain-lain.

      Faktor-Faktor Lingkungan yang Memengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang

      Suhu
      Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 °C, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 °C.

      Salinitas
      Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 ‰ tetapi di bawah 35 ‰ Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.

      Cahaya dan Kedalaman
      Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.

      Kecerahan
      Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya.Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula.

      Gelombang
      Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami.

      Arus
      Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.

      Sedimen
      Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini.

      Demikian artikel mengenai Bentuk Terumbu Karang dan Faktor Pertumbuhannya, semoga bermanfaat.
      Share:

      1 komentar:

      Definition List

      Unordered List

      Support