Blog buat belajar

Kamis, 16 April 2015

Pengertian dan Klasifikasi Ekosistem Estuaria

Pengertian dan Klasifikasi Ekosistem Estuaria| Laut merupakan bagian dari ekosistem perairan yang memiliki ciri-ciri antara lain: 
bersifat continental, luas dan dalam, asin, memiliki arus dan gelombang, pasan gsurut, dan dihuni oleh organisme baik plankton, neuston maupun bentos. Ekosistem laut yang luas dan dalam menyebabkan terdinya varasi fisiko-kimiawi lingkungan yang akan menjadi faktor pembatas bagi kehidupan organisme.

Ekologi estuaria merupakan daerah atau lingkungan yang merupakan campuran antara air sungai dan air laut, sehingga mengakibatkan daerah estuaria ini mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah daripada lautan terbuka. Meskipun demikian proses percampuran ini adalah merupakan pencampuran yang kompleks. Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut cenderung mengembang diatasnya. Pada daerah estuaria ini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang. Massa air yang masuk kedalam daerah estuaria pada waktu terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya salinitas air didaerah estuaria pada saat itu umumnya rendah. Pada waktu air pasang air masuk kedalam estuaria dari air laut bercampur dengan estuaria, sehingga mengakibatkan salinitas naik. Mengakibatkan organisme-organisme laut tidak dapat hidup didaerah estuaria, kebanyakan organisme-organisme laut tersebut hanya dapat bertoleransi terhadap perubahan salinitas yang kecil. Dan akibatnya mereka tidak di bisa hidup didaerah estuaria. Sebagian besar jenis flora dan fauna yang hidup didaerah estuaria tersebut adalah organisme yang telah beradaptasi dengan kondisi yang terbatas didaerah tersebut.

Akibatnya wilayah estuaria tersebut merupakan suatu tempat yang sulit untuk ditempati, daerah ini bersifat sangat produktif yang dapat mendukung sejumlah besar biota. Oleh karena itu, umumnya daerah ini dikatakan bahwa estuaria relatif hanya dapat dihuni oleh beberapa spesies saja. Pada daerah estuaria ini selain dari turun naiknya salinitas yang disebabkan oleh air pasang, juga terjadi penurusan salinitas yang bertahap ketika air dari mulut estuaria (muara sungai) bergerak ke arah sumber mata air (hulu sungai) sehingga terdapat wilayah dari flora dan fauna yang hidup di daerah ini. Sehinggan kami membuat makalah ini ntuk mengetahui lebih jauh mengenai ekosistem estuaria.

Pengertian Estuaria
Kata “estuari” dipinjam dari perkataan bahasa Inggrisestuary, dari bahasa Latinaestuarium yang berarti aliran air pasang dari laut, yang akar katanya adalah aestus, pasang surut air laut. Perdefinisi, ada banyak pengertian yang dipakai orang untuk menjelaskan estuari. Salah satu definisi yang diterima orang secara luas menyebut estuari sebagai:
”badan air pesisir yang semi-tertutup, yang terhubung bebas dengan laut terbuka, yang di dalamnya air laut nyata tercampur dan terencerkan oleh air tawar yang mengalir dari daratan.
Atau, definisi lain yang lebih melingkup, misalnya:
”badan air semi-tertutup, yang terhubung ke laut sejauh batas pasang surut atau batas intrusi garam dan menerima limpasan air tawar, namun masuknya air tawar mungkin tidak terus menerus, hubungan ke laut mungkin tertutup untuk sebagian waktu dalam setahun, sementara pengaruh pasang surut air laut mungkin dapat diabaikan.”

Estuari atau estuaria adalah badan air setengah tertutup di wilayah pesisir, dengan satu sungai atau lebih yang mengalir masuk ke dalamnya, serta terhubung bebas dengan laut terbuka. Kebanyakan muara sungai ke laut membentuk estuari; namun tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk, atau ke sungai yang lebih besar. Estuari merupakan suatu mintakat peralihan (zona transisi) antara lingkungan sungai dengan lingkungan laut, dan dengan demikian, dipengaruhi baik oleh karakter sungai yang membentuknya (misalnya banyaknya air tawar dan sedimentasi yang dibawanya), maupun oleh karakter lautan di sisi yang lain (misalnya pasang surut, pola gelombang, kadar garam, serta arus laut). Masuknya baik air tawar maupun air laut ke estuari merupakan faktor yang meningkatkan kesuburan perairan, dan menjadikan estuari sebagai salah satu habitat alami yang paling produktif di dunia.

Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilakan suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi , antara lain:
  1. Tempat bertemunya arus air dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
  2. Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun air laut.
  3. Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.
  4. Tingkat kadar garam didaerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut.

Klasifikasi berdasarkan Geomorfologi

1. Lembah sungai yang tenggelam
  • Tipe estuari ini kebanyakan mulai terbentuk antara 15.000 dan 6.000 tahun yang silam, ketika tudung es mencair dan permukaan laut naik menggenangi muara-muara sungai purba. Di samping itu, proses penurunan lahan di wilayah pesisir turut menyumbang pada proses ini. Tipe ini terutama terbentuk di muara sungai-sungai yang melalui wilayah yang pesisirnya lebar; membentuk daerah estuari sempit dan relatif dangkal di arah daratan, dan melebar dan mendalam ke arah laut. Rasio lebar perairan terhadap dalamnya termasuk besar; dengan kedalaman perairan jarang-jarang melebihi 30 m (98 kaki). Salah satu contohnya adalah muara Sungai Hudson di Amerika Serikat.

2. Tipe laguna
  • Estuari tipe ini hampir terisolasi oleh karena adanya beting penghalang di arah lautnya, baik berupa pulau ataupun tanjung penghalang. Dengan demikian, laguna estuari ini hanya terhubung dengan laut terbuka melalui satu atau beberapa celah yang relatif sempit, tempat keluar masuknya air. Tipe ini biasanya terbentuk di wilayah yang pantainya landai, pada tepi benua yang secara tektonik stabil, di tepi laut pinggiran yang ombaknya tidak terlalu besar. Beting-beting penghalang itu dapat terbentuk oleh beberapa hal, misalnya:
  • • Beting pasir yang terbentuk dari pasir dasar laut yang terangkat dan diendapkan oleh gelombang laut; biasanya berupa beting memanjang sejajar dengan garis pantai.
  • • Beting lumpur sedimen yang dibawa sungai, namun tertahan oleh gelombang dan arus laut, dan diendapkan di sebelah muka muara.
  • • Beting karang yang berasal dari batu atau tanah pantai yang tererosi ketika terjadi penggenangan oleh air laut yang menaik, sehingga membentuk semacam teluk kecil; beting batu itu adalah sisa-sisa yang tidak turut tererosi.
  • • Beting tanah atau pasir yang berasal dari ujung (tanjung kecil) yang tererosi pinggirannya, namun bertambah panjang karena tambahan endapan di ujungnya akibat arus laut dan gelombang.

3. Tipe fjord
  • Estuari tipe fjord ini terbentuk di muara sungai yang berlembah dalam karena tererosi oleh aliran es (gletser). Secara khas estuari semacam ini mempunyai lembah dengan penampang serupa huruf-U, bertebing curam, dengan dasar yang berbatu-batu dan berkontur khas akibat terkikis aliran gletser. Di hulunya, estuari ini bisa jadi sangat dalam, dapat melebihi 300 m (980 kaki). Namun ujungnya dangkal karena endapan serpih batu-batuan acap membentuk gigir (semacam beting atau gosong) di bawah air. Apabila gigir ini sangat dangkal, dapat menghalangi pertukaran air (tawar dengan laut) sedemikian sehingga air sangat sedikit bertukar, dan air-air di bawah garis kedalaman gigir boleh dikatakan sangat jarang bersirkulasi, atau stagnan dalam jangka yang panjang.

4. Tipe pengaruh tektonik
  • Adalah estuari yang terbentuk karena pergerakan tanah yang disebabkan oleh aktivitas patahan tektonik, vulkanisme, atau tanah longsor. Tipe ini sangat sedikit ditemukan; salah satunya adalah estuari di Teluk San Francisco, yang terbentuk oleh pergerakan sesar San Andreas.

Klasifikasi estuaria juga dapat didasarkan pada bagaimana salinitas dibentuk.

Berdasarkan kriteria ini estuaria dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Estuaria positif (baji garam)
  • Estuaria tipe ini memiliki ciri khas gradien salinitas dipermukaan perairan cenderunglebih rendah dibanding dengan salinitas pada bagian yang lebih dalam atau di dasarperairan. Rendahnya salinitas di permukaan perairan disebabkan karena air tawar yangmemiliki berat jenis lebih ringan dibanding air laut akan bergerak di atas air laut danpercampuran baru terjadi setelah beberapa saat kemudian. Kondisi ini juga disebabkanoleh karena kecilnya proses penguapan akibat rendahnya intensitas penyinaran matahari, sehingga penguapan juga relatif rendah. Estuaria positif biasanya terdapat didaerah sub-tropis dimana penguapan relatif kecil dan volume air tawar yang masuk muara cukup besar. Estuaria tipe ini juga dapat ditemukan pada daerah tropis terutamterjadi pada saat musim penghujan dimana intensitas cahaya matahari rendah danvolume air tawar cukup besar.
2. Estuaria negatif
  • Estuaria tipe ini biasanya ditemukan di daearah dengan sumber atau masukan air tawaryang sangat minim atau rendah dan penguapan sangat tinggi yaitu di daerah iklim gurun pasir. Air laut masuk daerah muara sungai lewat permukaan , mengalami sedikit pengenceran karena bercampur dengan air tawar yang terbatas jumlahnya. Tingginya intensitas cahaya matahari menyebabkan penguapan sangat cepat menyebabkan air permukaan hipersalin.

3. Estuaria percampuran sempurna
  • Percampuran sempurna menghasilkan salinitas yang sama secara vertical dari permukaan sampai ke dasar perairan pada setiap titik. Estuaria seperti ini kondisinya sangat tergantung dari beberapa faktor antara lain: volume percampuran masa air, rezim pasang surut, musim, tipe mulut muara dan berbagai kondisi khusus lainnya.Estuaria percampuran sempurna kadang terjadi atau ditemukan di daerah tropis khususnya ketika volume dan kecepatan penggelontoran air tawar yang masuk kedaerah muara saimbang dengan pasang air laut serta ditunjang dengan mulut muarayang lebar dan dalam. Kondisi ini biasanya hanya insidental dan waktunya relatif pendek.
Klasifikasi estuaria berdasarkan Sirkulasi dan stratifikasi air:

a) Stratifikasi tinggi atau estuaria baji garam, dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air asin

b) Tercampur sebagian merupakan tipe yang paling umum dijumpai. Pada estuaria ini aliran air tawar dari sungai seimbang dengan air laut yang masuk melalui arus pasang. Pencampuran ini dapat terjadi karena adanya turbulensi yang berlangsung secara berkala oleh aksi pasang surut.

c) Tercampur sempurna. Estuaria jenis ini terjadi di lokasi-lokasi dimana arus pasang-surut sangat dominan dan kuat. Berdasarkan salinitas ( kadar garamnya ), estuaria dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
  • Oligohalin yang berkadar garam rendah (0,5% – 3 %)
  • Mesohalin yang berkadar garam sedang (3% – 17 %)
  • Polihalin yang berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %
Demikian artikel mengenai Pengertian dan Klasifikasi Ekosistem Estuaria, semoga bermanfaat.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support